14 Hari yang Sangat Melelahkan (part I)

Sebenernya penulis cukup bimbang untuk memasukan tulisannya ke situs ini apa nggak, tapi diputusin untuk tahan dikit dulu deh. Tulisan yang kayak gini-gini pantesnya masuk blog aja kali yaa. Mehehe.

---

On your mark, get set, go!

Terhitung Selasa, 19 Mei 2009, -- di mana pada hari itu hari yang sangat menentukan sekali karena gw harus memutuskan satu jalan yang menurut gw cukup krusial dalam kehidupan pribadi gw, dan di mana gw ga bisa masuk rumah untuk makan siang secepetnya guna menahan rasa sakit sayatan akibat maag gw yang mulai kambuh yang disebabkan oleh lupanya gw untuk bawa kunci rumah dan ditambah karena pagi harinya ga sempet sarapan yang disebabkan oleh bangun kesiangan, dan di mana gw sekali-kalinya diusir dari kelas tutorial karna telat 15 menit (iya, sekali-kalinya, karna biasanya kalo telat segitu juga ga bakal diusir) yang kalo dipikir telatnya bisa dimaafin karna tiba-tiba di pagi itu ada hujan badai, oleh tutor yang baru ketemu sekali-kalinya --

Terhitung apa? Terhitung Selasa, 19 Mei 2009, kompor gas dan air panas di rumah gw, ga berfungsi.

Penyebab

Saat itu juga, pas gw sadar kalo kompor gasnya ga bisa dinyalain abis gw balik ke kampus buat ngambil kunci rumah dari housemate gw, gw langsung telepon agen yang jadi perantara sewa unit ini. Ternyata oh ternyata, setelah telepon ke 2 line telepon (gw agak ga yakin nelpon ke mana sebenernya, hehe, pokoknya 2-2 penyedia jasa lah) penyebabnya adalah rumah gw belum terdaftar sama sekali untuk gas, listrik, (dan mungkin juga) air hangat. Bingo!

Salah siapa?

Nah ini dia bagian paling ga enak. Misalnya gw nyalahin pihak agen yang tidak bisa disebutkan namanya, toh mereka udah nyebutin semuanya di general tenancy letter tentang sewa listrik, gas, dan air hangat. Jadi salah pihak penyewa donk, yaitu gw dan dua temen gw? Eh, belum tentu. Emang sih kita ceroboh. Tapi paling ga kita ga salah ngeliat tanda ceklis yang ada di general tenancy letter mengenai masalah gas, listrik, air hangat, dan pay tv, yang di mana semuanya dicentangin kecuali pay tv! Otomatis, untuk ukuran anak baru yang tinggal di sini, kita ngiranya kalo itu semua udah diurus sama agennya. Wong namanya agen, masa ga ngurusin ginian sama sekali, kalo gitu apa bedanya sama owner donk, cuma ngejualin properti doank. 

Terlebih lagi, dari 2 rumah yang ditempati temen kita yang dijembatani oleh agen juga, urusan tentang pasang-memasang gas, listrik, dan air hangat itu sudah semestinya dipegang oleh agen, bukan kita. Maksudnya, bukan agen plek yang ngurusin terus kita tinggal bayar, tapi at least agen ngasih rekomendasi atau sejenisnya lah untuk selesainya pemasangan hal-hal penting untuk kehiudpan sehari-hari. Dan itu yang ga dilakukkan oleh agen kita yang satu itu.

Yang sudah dilakukan?

Kita sudah sabar menanti. Hehe, kayak martabak aja. Pokoknya setelah kita daftar dan menyelesaikan urusan kepada penyedia jasa pasang gas, listrik, dan air hangat, dan setelah dapet surat dari perusahaan itu, kita harus tunggu selama 10 hari kerja. Katanya sih bakal nyala paling lambat 10 hari kerja dan itu bisa ditrack.

Apa yang terjadi?

Yang terjadi setelah 10 hari kerja itu adalah, kompor gas dan air hangat blum juga berfungsi walaupun kata 'orang' dari sana udah dinyalain. Haah. Tapi alhamdulillah, wa syukurillah, listrik masih tetep nyala. Ga kebayang deh kalo hidup tanpa listrik, bakal balik ke jaman urdu lagi kali ya. Daan, kita ga diem gitu aja. Kita udah telepon ke perantara penyedia jasa, dan dioper ke penyedia jasa yang teleponnya kita tutup karena kita udah mual dengerin mesin nyanyi selama 40 menit.

to be continued...