Bisa karna biasa!
Bisa karna biasa.
Itu yang selalu gw camkan, at least, di setiap latihan gw. Gw selama ini bisa juara bukan cuma karna sering latihan, tapi juga berdoa *loh, ga nyambung ya?* Selama ini gw bisa luwes main kata karna gw ngulang kata ribuan kali. Yes, ribuan kali. Jadi gw selalu sadar di mana selanya untuk ambil napas, untuk nambah power, dan ngejaga feeling agar masih bagus sampe keluar matras. Yang terakhir ini yang terpenting.
Begitu juga dengan memasak nasi, Kawan. Terkadang orang mengukur tingginya air kira-kira setinggi 1 ruas jari, tapi ga selamanya gitu. Bagi gw yang lagi tinggal sendiri dan mau makan hanya untuk 2 kali sehari, 1 ruas jari itu terlalu tinggi. Jadi yang gw lakukan selama ini adalah mengira-ngira tinggi air. Mengira-ngira tentu dengan feeling.
Hal yang terjadi di saat gw masak pertama kali dengan rice cooker setelah gw balik ke Brisbane adalah, nasinya kelembekan. Aaagggh. Emang 5 minggu ga masak nasi berpengaruh banget buat skill masak nasi gw, dengan kata lain; gw kehilangan feeling. Karna kepercayaan diri gw blum muncul, mulai lah gw masak dengan microwave. Menurut track record, gw cuma 1 kali gagal dalam masak nasi dengan microwave, which is, pas pertama kali. Sisanya, langgeng aja.
Tapi kadang statistik ga selamanya menjanjikan. Gw juga gagal masak nasi pake microwave. Kali ini nasinya sangat kering. Huff. Salah apa ya gw pas di Jakarta? Karna gw sangat yakin ini yang pertama kalinya, langsung gw mencoba untuk yang kedua kalinya dan alhamdulillah keliatan ga kenapa-kenapa di nasinya. Tapi ternyata ga bisa dimakan juga karna sebagian nasinya kering.
Gw mulai punya kesimpulan; karna gw udah ga biasa masak nasi untuk 1 orang selama kira-kira 5 minggu, feeling gw hilang. Jadi, gw ga bisa masak nasi dengan baik di hari-hari pertama. Tapi alhamdulillah abis kejadian itu semuanya baik-baik aja.
Intinya, kalo kita mau bisa sesuatu, biasakan lah. Karna gw yakin banget dengan repetisi yang banyak itu akan menimbulkan refleks yang baik untuk kemajuan. Kata seorang bijak, makin sering kita latihan, tendensi untuk melakukan kesalahan semakin kecil. Daaaan, jangan lupa untuk tetap sabar dan berdoa. Karna hidup ini adalah milik-Nya.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home